Rabu, 18 April 2018

PEOPLE 


 Masyarakat setempat memanfaatkan hutan dan lahan sekitarnya dalam berbagai cara, yaitu seperti huma/ladang (swidden cultivation), sawah (rice growing), kebun (garden), kebuntalun (mixed garden) dan talon (mixed forest). 

TNGHSB untuk pengelolaan kawasan ini masyarakat sudah dibentuk koperasi dan karang taruna yang dilindungi oleh badan hukum. Masyarakat sekitar memiliki kepedulian dan empati terhadap perkembangan pariwisata kawasan TNGHSB, ikut membantu dan membangun fasilitas – fasilitas di sekitar taman nasional ini, lalu perbaikan aksesibilitas untuk menuju ke beberapa atraksi yang sulit maupun jalanan menuju kawasan taman nasional. 
Penggunaan bahasa yang umum oleh masyarakat lokal adalah Bahasa Sunda dan mayoritas penduduknya beragama Islam walau masih terdapat yang menganut kepercayaan lama (sunda wiwitan). Masyarakat kasepuhan di TNGHS merupakan bagian dari warisan budaya nasional. Mereka masih memegang teguh adat kebudayaan nenek moyangnya terlihat dalam keseragaman kehidupan sehari-hari, arsitektur rumah, sistem pertanian dan interaksi dengan hutan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GALLERY