GALLERY
Taman Nasional Gunung Halimun Salak Bogor "The Heart of Java"
Rabu, 18 April 2018
TIMELINESS
Dari stasiun KA Bogor
- Naik Angkot 03 jurusan Terminal Laladon (jangan naik yang hanya sampai Terminal Bubulak).
- Dari Terminal Laladon naik angkot 53 (warna biru) jurusan Segog
- Lanjut naik ojeg atau sewa angkot dari Segog.
Dari Terminal Baranangsiang
Bogor
- Naik angkot 03 (warna hijau) ke Terminal Laladon (Rp.3.000)
- Lanjut angkot 53 jurusan Segog (Rp.7.000)
- Lanjut naik ojek motor (nego Rp.15.000 - 25.000 untuk beberapa lokasi pergi pulang) atau sewa angkot dari Segog
Mobil pribadi
- Tol Jagorawi dari Jakarta keluar tol Sentul City
- Belok kanan masuk tol Kedung Halang.
- Di ujung tol, lampu merah lurus, masuk terowongan
- Belok kiri pada jalan bercabang, lurus sampai mentok belok kanan ke Jl Dramaga
- Lewati depan kampus IPB Dramaga, ikuti jalan besar
- Lewati dua kantor pegadaian
- Belok kiri di Cikampak (Indomaret dan Alfamart berseberangan)
- Ikuti jalan ke Gunung Bunder, lewati terminal Segog
- Pada simpangan ambil yang ke kiri, ikuti terus jalan dan anda akan bertemu Loket Pembayaran Ke Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Pintu
masuk ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Untuk dapat menikmati
pesona Taman Nasional Gunung Halimun Salak dapat
melewati pintu masuk Sukabumi, lebak Maupun Bogor.
- Pintu masuk dari Bogor, dapat melewati Jakarta (Tol Jagorawi) – Keluar Tol sentul dan masuk lagi ke Tol Bogor ring Road lalu keluar Yasmin di lanjutkan mengambil jalur ke IPB / Lewiliang – Nanggung – Desa Curug Bitung – Desa Wisata Malasari (kampung wisata Halimun Ciwalen) – Perkebunan Teh Nirmala Agung – kampung Citalahab – Cikaniki Reaserch Centre.
- Pintu masuk dari Sukabumi , jika dari Jakarta dapat ditempuh sekitar 4-5 jam perjalanan melewati Jakarta (Tol Jagorawi) – Keluar Tol Ciawi – Parung Kuda (arah Sukabumi, belok ke kanan di Stasiun Kereta Parung Kuda) – Kabandungan (Kantor Balai TNGHS) – Cikaniki – Citalahab.
- Jika melewati jalur Banten, terlebih dulu masuk ke kampung adat kasepuhan Ciptagelar dilanjutkan dengan jalan kaki / trekking ke kampung Citalahab.
PEOPLE
Masyarakat setempat memanfaatkan hutan dan lahan
sekitarnya dalam berbagai cara, yaitu seperti huma/ladang (swidden cultivation), sawah (rice
growing), kebun (garden), kebuntalun
(mixed garden) dan talon (mixed forest).
TNGHSB untuk pengelolaan kawasan ini
masyarakat sudah dibentuk koperasi dan karang taruna yang dilindungi oleh badan
hukum. Masyarakat sekitar memiliki kepedulian dan empati terhadap perkembangan
pariwisata kawasan TNGHSB, ikut membantu dan membangun fasilitas – fasilitas di
sekitar taman nasional ini, lalu perbaikan aksesibilitas untuk menuju ke
beberapa atraksi yang sulit maupun jalanan menuju kawasan taman nasional.
Penggunaan bahasa yang umum oleh masyarakat lokal adalah Bahasa Sunda dan mayoritas penduduknya beragama Islam walau masih terdapat yang menganut kepercayaan lama (sunda wiwitan). Masyarakat kasepuhan di TNGHS merupakan bagian dari warisan budaya nasional. Mereka masih memegang teguh adat kebudayaan nenek moyangnya terlihat dalam keseragaman kehidupan sehari-hari, arsitektur rumah, sistem pertanian dan interaksi dengan hutan.
ATTRACTIONS IN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
SALAK BOGOR
Ciri khas di kawasan ini tak
lain wisata khas air terjun, mulai dari Curug Cigamea, Curug Ngumpet, Curug
Pangeran, hingga Curug Seribu. Dan ada juga Curug Gua Lumut yang masih asri tak
tersentuh tangan manusia. Namun, di dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak
tidak hanya menawarkan keindahan curug dengan keunikannya masing-masing. Di
dalam taman nasional ini, ada kawasan hutan yang bisa digunakan untuk
beraktivitas kamping, outbound, lalu
ada wisata budaya dari komunitas Baduy, lokasi penelitian baik flora,fauna,
maupun sosial budaya beserta fasilitas yang ditawarkan, penangkaran elang
dengan jembatan khas yang akan menarik wisatawan untuk mengunjungi sekaligus
menikmati alam yang menyejukkan. Untuk akomodasi di destinasi ini sudah
memiliki berbagai macam pilihan tempat untuk menginap seperti kampung wisata
atau homestay, desa wisata, dan ada
juga pilihan jika ingin menginap di tempat yang cukup mewah ada glamour camping atau disebut glamping.
Kawasan TN Gunung Halimun - Salak memnag merupakan daerah yang basah. curah hujan tahunannya berkisar antara 4.000 - 6.000 mm, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan dinatara Mei hingga September. Iklim ini digolongkan ke dalam tipe A hingga B menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dah Ferguson. Suhu bulanannya berkisar antara 19,7 - 31,8 °C dan kelembaban udara rata-rata 88%.
Air Terjun atau yang dikenal
dengan Curug
Tempat Wisata Air, Keindahan air
terjun merupakan salah satu daya tarik yang banyak diminati
wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pada umumnya air terjun terbentuk
karena terjadinya patahan kulit bumi sehingga air terpotong membentuk loncatan
air sesuai prinsip aliran dari ketinggian ke tempat yang lebih rendah. di Taman
Nasional Gunung Halimun Salak banyak terdapat air terjun,
seperti:
- Curug Citamanja dan Curug Cipamulan, terletak di desa Cikaray, kecamatan Cikidang dan Kabupaten Sukabumi
- Curug Piit atau Curug Cihanjawar, Curug Walet dan Curug Cikudapaeh, terdapat di sekitar perkebunan teh Nirmala Desa Wisata Malasari.
- Curug Citangkolo, Terdapat di Desa Mahakarjaya, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi
- Curug Cibelang atau curug Cilensing, terletak disekitar kampung Leuwimajang
- Curug Ciarnisah, terletak disekitar kampung Cibedug
- Di Gunung Salak terdapat beberepa curug diantaranya Curug Cangkuang (Cidahu), Curug Pilung (Grijaya), Curug Cibadak (Cijeruk), Curug Citiis (Ciapus), Curug Nangka (Taman Sari), Curug Ciputri (Tenjolaya), Curug Cihurang, Curug Cigamea, Curug Ngumpet dan Curug Seribu (Pamijahan), Curug Cibeurem (Jayanegara)
Puncak Gunung
Tempat Wisata di Taman Nasional, Taman Nasional Gunung Halimun
Salak memiliki beberapa puncak gunung dengan ketinggian antara 1.700 – 2.211
Mdpl. Secara resmi jalur pendakian di puncak gunung Taman
Nasional Gunung Halimun Salak belum dibuka dan tata secara khusus.
Tetapi beberapa puncak gunung dan Hutan yang relatif masih lebat telah menarik
untuk didaki dan dikunjungi oleh berbagai kelompok pencinta alam, dengan mudah
memenuhi syarat pendakian seperti membuat surat izin pendakian, mempelajari
peta jalur pendakian, pendakian didampingi petugas atau orang yang sudah
mengetahui jalur pendakian, mempersiapkan diri secara fisik dan perbekalan yang
cukup. Beberapa puncak yang menarik di daki, antara lain :
1. Gunung
Halimun Utara (1.929 Mdpl)
2. Gunung
Botol (1.720 Mdpl)
3. Gunung
Sanggabuana (1.919 Mdpl)
4. Gunung
Kendeng Selatan (1.680 Mdpl)
5. Gunung
Halimun Selatan (1.758 Mdpl)
6. Gunung
Salak Puncak 1 (2.211 Mdpl)
7. Gunung
Salak Puncak 2 (2.190 Mdpl)
o Kawah Ratu
Dengan di
masuknya Gunung Salak ke dalam pengelolaan Taman
Nasional Gunung Halimun Salak, saat ini terdapat fenomena alam
yang menarik di Taman Nasional Gunung
Halimun Salak adalah Kawah
Ratu. Berada di lereng Puncak Gunung Salak 1 dan
ditengah Hutan yang relatif masih baik. Untuk menuju tempat ini , dapat
melewati jalur Cangkuang atau melalu pasir Reungit, Gunung Bunder. Dilokasi ini
pengunjung harus hati-hati, tidak boleh lama dan terlalu dekat sumber-sumber
uap panas, karena setiap saat dapat terjadi gas-gas beracun yang sangat
berbahaya.
o
Bumi Perkemahan atau Camping Ground
Salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan di Taman Nasional Gunung
Halimun Salak adalah tempat berkemah atau camping ground di bumi perkemahan
yang sudah tersedia sumber air dan kamar mandi. Lokasi nya terdapat di
Citalahab, Cikalet, Wates, Cangkuang, Sukamantri dan Gunung Bunder.
o
Candi Cibedug
Tempat Wisata di Bogor, Candi
Cibedug terletak sekitar 10 KM sebelah Barat desa Citorek yang dapat ditempuh
dengan jalan kaki sekitar 3 jam. Situs Candi yang berukuran kecil ini merupakan
salah satu peninggalan kerajaan di Jawa Barat beberapa ratus tahun yang lalu.
Situs ini banyak dikunjungi orang dari luar daerah untuk berziarah.
o
Gunung Batu dan Cadas Belang
Di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga
terdapat lokasi-lokasi yang dipercaya mempunyai kekuatan spiritual, sehingga
beberapa pengunjung datang untuk maksud berziarah. Seperti di Gunung Batu
terdiri dari dinding batu yang terletak di puncak bukit, sering digunakan untuk
tempat penziarahan. lokasi ini terletak di desa Mekarjaya dapat dicapai dengan
jalan kaki sekitar 2 jam dari kampung Cigadog.
o
Stasiun Penelitian dan Wisma
Peneliti Cikaniki
Tempat Wisata di Desa Wisata Malasari, Lokasinya
terdapat didalam hutan Cikaniki dekat kampung Citalahab.
Saat ini stasiun Penelitian selain dapat di gunakan untuk kegiatan penelitian
juga dapat digunakan untuk kunjungan ekowisata
Peneliti
dan pengunjung ekowisata dapat menginap di wisma
peneliti yang letaknya berdampingan dengan dengan stasiun penelitian. Wisma ini
berkapasitas 20 orang yang terdiri dari 1 kamar VIP dan 4 kamar standard yang
dapat di isi masing-masing 4 kamar.
o
Jalur Interprestasi atau Loop
Trail dan Wisma Tamu Citalahab
Jalan setapak Cikaniki Citalahab sepanjang 3.8 km dibuat pada tahun
1997, jalur ini dilengkapi dengan pal Hekto Meter (HM). papan petunjuk dan
shelter. Setelah HM 15, pada jalur ini terdapat 2 alternatif jalan yaitu yang
langsung ke kampung Citalahab sentral dimana
terdapat wisma tamu dan homestay yang dikelola masyarakat lokal atau yang
berputar ke perkebunan teh Nirmala blok Citalahab
Bedeng sekitar 3,8 km. Sepanjang jalur ini dapat menikmati berbagai flora dan
fauna menarik yang akan memberi pengalaman baru bagi pengunjung berjalan
didalam hutan tropis.
o
Jembatan Tajuk atau Canopy Trail
Jembatan tajuk yang menghubungkan antara pepohonan sepanjang 100 meter,
lebar 0,6 meter dengan ketinggian 20-25 meter diatas tanah dilengkapi dengan
tangga naik. Jembatan ini terletak sekitar 200 meter dari stasiun Penelitian
Cikaniki
o
Sumber air panas
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak terdapat
beberapa sumber air panas yang masih alami seperti di Cisukarame dan di Gunung
Menir, maupun yang sudah di buka sebagai tempat rekreasi seperti
Gunung Salak Endah, Cisolok dan Cipanas.
o
Perkebunan (wisata agro)
Perkebunan teh di sekitar Taman
Nasional Gunung Halimun Salak termasuk pemandangan alam yang
menarik dan banyak juga di jumpai dalam perjalanan menuju kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun Salak.
Umumnya di wilayah kabupaten Sukabumi dan Bogor terdapat beberapa perkebunan
teh Jayanegara, Cianten, Pasir Madang, dan Parakan Salak. Bahkan
jauh sebelum Taman Nasional Gunung Halimun Salak ditetapkan, ditengah Taman
Nasional juga terdapat Enclave perkebunan teh Nirmala yang
luasnya sekitar 997 Ha.
Selain Perkebunan teh saat ini di sekitar Taman Nasional
Gunung Halimun Salak juga terdapat perkebunan Kelapa sawit,
seperti dikelapa Nunggal, Cikidang, Cisolok dan juga sepanjang jalan dari
Cigudeg di Kabupaten Bogor menuju kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
o
Arung Jeram dan Pantai Selatan
Perjalanan dari sukabumi atau Cibadak menuju Pelabuhan Ratu dan terus
ke Bayah selain menyusuri bagian tenggara atau Selatan Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga akan
melewati Jalur wisata arung Jeram di sungai Citarik dan sungai Citatih serta
pantai selatan yang indah seperti pantai karang Hawu, karang Taraje dan
Sawarna.
o
Seren Taun
Masayarakat adat Kasepuhan Banten Kidul yang tinggal disekitar Taman
Nasional Gunung Halimun salak sampai saat ini masih mempunyai
kharakteristik budaya yang khas. Dimana setiap tahun setelah panen padi, mereka
mengadakan kegiatan adat yang disebut seren taun sebagai
ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dalam pertanian khususnya padi yang
merupakan makanan pokok masyarakat.
Kegiatan seren taun selain untuk warga
kasepuhan juga dapat disaksikan oleh masyarakat umun lainnya termasuk untuk
kunjungan wisata budaya karena banyak kegiatan yang menarik yang dapat dilihat.
Jadwal pelaksanaan antara bulan Juni – Desember setiap tahun, tergantung
perhitungan waktu masing-masing kelompok Kasepuhan. Beberapa upacara seren taun
yang menarik untuk di kunjungi dan dilihat adalah seren tahun di kasepuhan
Ciptagelar, Sirnaresmi, Ciptamulya, Cicarucub, Cisitu, Cisungsang, Citorek dan
Urug.
o
Kuburan keramat dan situs-situs
masa lampau
Selain situs candi Cibedug dan Gunung Batu, di Taman
Nasional Gunung Halimun Salak juga terdapat beberpa kuburan
keramat dan situs-situs lainnya yang belum terungkap, bahkan ada yang berbentuk
“batu berundak” seperti peninggalan masa-masa kerajaan dahulu. Walaupun
terdapat di lokasi yang cukup sulit, sering orang berkunjung untuk berziarah
seperti ke kuburan keramat di puncak Gunung Salak 1
dan ke lereng Puncak Halimun Selatan.
Beberapa lokasi situs lainnya seperti situs Genterbumi di kampung
Pangguyungan, situs Ciawali di Gunung Bodas dan Situs Ciarca di kecamatan
Cikakak. Situs Girijaya di Kecamatan Cidahu, Sukabumi, situs Cibalay di
kecamatan Tenjolaya, situs batu kipas, Leuwijamang di kecamatan Sukajaya, Bogor
dan Situs Gunung Bedil di Kecamatan Cibeber, lebak.
IMAGE OF TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK
BOGOR
Taman
Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS)
adalah salah satu taman nasional yang terletak di Jawa bagian barat. Kawasan
konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting karena
melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah
ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di
sekelilingnya. Melingkup wilayah yang bergunung-gunung, dua puncaknya yang
tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung Salak (2.211 m). Keanekaragaman hayatiyang dikandungnya termasuk
yang paling tinggi, dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang
dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili dan lain-lain. Kawasan
TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat tinggal beberapa kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat
adat Kasepuhan Banten Kidul dan masyarakat Baduy.
“The Heart of Java” merupakan sebuah
ungkapan yang tepat untuk menggambarkan identitas Taman Nasional
Gunung Halimun Salak (TNGHS). Sesuai dengan Surat
Kementerian Kehutanan No. 175/Kpts-II/2003 dengan luasan 113.357 hektar, Taman
Nasional Gunung Halimun Salak adalah kawasan konservasi
berkarakteristik hutan hujan tropis terluas di pulau Jawa.
Mengandung keunikan ekosistem hutan
pegunungan dengan kekayaan biodiversitas yang tinggi, membuat Taman
Nasional Gunung Halimun Salak memiliki fungsi penting sebagai
sistem penyangga kehidupan, diantaranya mengatur ketersediaan air tanah dan
mengatur kestabilan cuaca di sekitar taman nasional, dan tak lepas pula menjadi
penopang sistem sosial-ekonomi-budaya pada tingkat komunitas dan wilayah.
Keberadaan kawasan konservasi yang
meliputi pemukiman, lahan pertanian, dan kawasan dimana masyarakat melakukan
aktivitas ekonomi (Hartono et al . 20017) menjadi tempat
terjadinya geliat aktivitas dengan berbagai kepentingan, diantaranya
kepentingan ekologis atau konservasi alam dan kepentingan sosial ekonomi
masyarakat sekitar taman nasional.
Flora dan Fauna
Lebih dari 700 jenis tumbuhan berbunga hidup di hutan
alam di dalam TNGHS, yang meliputi 391 marga dari 119 suku. Di dalam TNGHS
tercatat 13 spesies rotan dan 12 spesies bambu, antara lain: bambu cangkore (Dinochloa scandens) dan bambu tamiang (Schyzostachyum sp.) yang merupakan tumbuhan asli
Jawa Barat. Di daerah perluasan ditemukan hutan tanaman, terutama di areal yang
dulunya berstatus sebagai hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola Perum
Perhutani, antara lain: hutan tanaman rasamala (Altingia excelsa),
pinus (Pinus merkusii), damar (Agathis sp.)
dan puspa (Schima wallichii).
Hasil inventarisasi dan koleksi
anggrek di TNGHS, sampai saat ini tercatat sebanyak 258 spesies yang teregolong
dalam 74 marga. Empat puluh tujuh spesies di antaranya tercatat sebagai spesies
endemik Pulau Jawa dan 5 jenis merupakan catatan baru untuk Pulau Jawa. Jumlah
tersebut merupakan satu per tiga bagian dari anggrek-anggrekan di Pulau Jawa
yang tercatat sebanyak 731 speises (Mahyar dan Sadili, 2003).
Di TNGHS juga dapat dijumpai
berbagai jenis jamur yang menarik. Dalam kelembaban hutan TNGHS, umumnya jamur
dapat dilihat setiap waktu sepanjang tahun khususnya selama musim hujan antara
bulan September hingga Mei. Terdapat beberapa tipe jamur yang tidak umum, salah
satunya adalah fenomena jamur bercahaya yang terdapat di sekitar Cikaniki dan
hanya pada waktu-waktu tertentu.
Untuk mamalia terdapat 61
spesies, beberapa spesies yang endemik Pulau Jawa dan spesies terancam punah.
Spesies – spesies terancam punah yang masih dapat dijumpai diantaranya macan
tutul Jawa, kucing hutan, owa jawa, surili, lutung, ajag atau anjing hutan,
sigung, dan kukang.
Ada sebanyak 244 spesies burung atau setara dengan
50 % dari jumlah jenis burung yang hidup di Jawa dan Bali. Sekitar 32 jenis
diantaranya adalah endemik di Jawa dengan sebaran terbatas/langka dan terdapat
23 spesies burung migran (Prawiradilaga, dkk, 2002). Kawasan ini juga telah
ditetapkan oleh BirdLife, organisasi internasional pelestari burung, sebagai
daerah burung penting (IBA, Important Bird Areas) dengan nomor ID075 (Gunung
Salak) dan ID076 (Gunung Halimun). Wilayah-wilayah ini terutama penting untuk
menyelamatkan jenis-jenis elang jawa (Spizaetus bartelsi),
luntur jawa (Apalharpactes reinwardtii), ciung-mungkal jawa (Cochoa azurea), celepuk jawa (Otus angelinae), dan gelatik jawa (Padda oryzivora) (BirdLife International, 2009).
Kawasan TNGHS dapat ditemukan keberadaan sekitar 27
spesies amfibi, 50 spesies reptilia, 26 spesies capung (Sidik, I. 1998,
Kurniati, 2003). Tercatat pula 31 spesies ikan yang sebagian besar (37,5%)
tergolong ikan-ikan gobiid dan eleotriad, seperti spesies-spesies ikan
komplementer air tawar, jenis-jenis tersebut antara lain paray (Rasbora aprotaenia), beunter (Puntius binotus), bogo (Channa gachua),
belut (Monopterus album), kehkel (Glyptothorax platypogon),
bungkreng (Poeciba reticulata) dan Sicyopterus
cf microcephalus.
Terdapat
tiga spesies Penciri (Flagship Species) TNGHS yaitu Owa
Jawa (Hylobates moloch), Macan Tutul (Panthera pardus melas) dan Elang Jawa (Nisaetus barthelsi).
Langganan:
Postingan (Atom)
GALLERY

-
TIMELINESS Dari stasiun KA Bogor Naik Angkot 03 jurusan Terminal Laladon (jangan naik yang hanya sampai Terminal Bubulak). Da...
-
ATTRACTIONS IN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK BOGOR Ciri khas di kawasan ini tak lain wisata khas air terjun, mulai dari...